Senin, 29 April 2024

Harbolnas, Pembayaran Bergeser ke Non Tunai

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Ilustrasi. Logo Hari Belanja Online Nasional

Nielsen lembaga riset menyatakan, konsumen perhelatan Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2016 sebagian besar telah memilih menggunakan metode pembayaran non tunai.

“Sebanyak 40 persen transfer via atm, 40 persen via internet banking, 25 persen melalui credit card dan 20 persen COD (cash on delivery),” kata Rusdy Sumantri Director Nielsen Indonesia, di Jakarta, sebagaimana dilansir Antara, Senin (19/12/2016).

Rusdi mengatakan, pergeseran cara pembayaran toko online ini menunjukkan ada pertanda baik dalam perkembangan e-commerce di Indonesia. Ini mengingat sebelumnya, orang lebih banyak memilih pembayaran dengan cara cash on delivery (COD).

“Apakah itu pertanda baik bahwa saat ini orang lebih percaya dengan belanja online? Saya rasa iya karena COD menurun. Biasanya orang memilih COD karena takut barang tidak terkirim,” katanya.

Namun, angka serupa tidak didapat oleh situs cashback belanja online ShopBack saat melakukan survey Harbolnas 2016. Indra Yonathan Country General Manager & Co-founder ShopBack Indonesia belum melihat kecenderungan konsumen Indonesia bergeser ke pembayaran non tunai.

“Cara pembayaran ternyata masih 50:50. Tapi kartu kredit untuk Harbolnas kali ini cukup meningkat, mungkin karena promo juga meningkat. Dari data yang kami punya menjadi PR bersama, agar kami terus bekerja sama dengan bank-bank untuk mendorong gerakan non tunai.,” kata Yonathan.

Menurutnya, di China pada 5 tahun lalu, kecenderungan COD sebanyak 60 persen. Saat ini, masyarakat China yang memilih COD sudah sangat berkurang. Hanya 10 persen. “Indonesia pasti nanti akan berkurang. Dengan trust konsumen, diharapkan angka COD akan terus menurun,” lanjutnya.

Selain sistem pembayaran yang dinilai masih memerlukan perbaikan, dari sisi operasional, sebagai partner logistisk Harbolnas 2016, Gunardi CEO Lion Parcel melihat edukasi first mile menjadi tantangan tersendiri.

“Pengirim harus memastikan alamat lengkap karena cukup sering alamatnya tidak cukup jelas. Ini yang menyebabkan barang harus dikembalikan lagi,” kata dia. Untuk last mile, sambung Gunardi, bila pemesan tidak di rumah bisa mengambil barang yang telah di pesan.

“Tapi data paling penting, kalau tidak lancar pasti akan ada pertanyaan dari konsumen, faktor seperti ini yang menyebabkan masalah. Secara keseluruhan, Harbolnas 2016 berjalan baik dan tahun depan harus lebih baik lagi,” katanya.(ant/den)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Senin, 29 April 2024
30o
Kurs